Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Kekecewaan

Senin, 15 November 2010

Setiap orang dalam kehidupannya pernah mengalami kekecewaan. Ada kalanya mereka bisa mengatasinya, namun ada pula yang terus larut dalam kesedihan. Mungkin Anda pernah mengalami kekecewaan saat tidak dianggap lάgϊ oleh teman tersebut? Padahal dulu teman tersebut sangat membutuhkan Anda. Setelah apa yang diinginkannya tercapai maka Anda akan ditendang, dibuang dan tidak ada artinya lάgϊ di matanya?. Sedih dan kecewa? Ya pastilah. Saya pernah merasakan hal yang sama saat seorang teman minta bantuan saya untuk mempromosikan perusahaannya ke relasi saya. Setelah proyeknya gol dan dia mendulang banyak kesuksesan maka teman tersebut mulai tidak menganggap saya. Saat di telpon dan sms ,teman tersebut jarang mau menjawab. Ya sudahlah, mungkin dia sudah sukses sehingga lupa akan saya. Satu pelajaran yang bisa saya ambil adalah menolong orang adalah suatu keharusan, namun saya harus siap menerima kekecewaan saat orang tersebut akhirnya melupakan saya. Kadang saya berpikir apakah lain kali jika mau menolong orang harus ada perjanjian tertulis? Rasanya lucu, karena menolong itu perbuatan mulia dan berdasarkan ketulusan. Tiba-tiba saya teringat akan seorang sahabat yang sudah bekerja sama 20 tahun dan sebentar lάgϊ akan resign untuk memilih karir barunya. Dia sangat baik, selalu menolong. Saya harus banyak belajar dari sahabat tersebut. Karena dari dialah saya banyak belajar akan arti sebuah persahabatan dan kehidupan. Ya ada rasa sedih dan kecewa karena dia akan ke luar pulau. Namun kali kecewanya saya bukan karena di khianati namun karena kehilangan seorang sahabat yang baik. Selamat berkarya sahabatku, kesuksesan akan menemanimu selalu.


:BCA:

0 komentar:

Posting Komentar

Menggugah gagasan, merefleksikan pemikiran dan menerobos relung harapan