Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Be The Chess Player, Not The Chess Piece

Senin, 06 November 2017



Kira-kira sudah tiga tahun saya tidak bermain catur. Rasanya canggung sekali saat anak saya mengajak bermain pada suatu sore.  Permainan catur membutuhkan konsentrasi yang tinggi, harus mengatur strategi untuk menjalankan bidak catur agar tidak salah langkah sambil memikirkan kira-kira langkah apa yang akan dijalankan oleh lawan kita. Lengah sedikit saja dan bila lawan lebih cermat dari kita, bisa skak mat atau yang berarti game over dalam permainan catur.
Dalam bermain catur, sepenuhnya kendali berada di tangan kita, sementara bidak-bidak catur hanya merupakan media permainan, media kemenangan (bila menang), sebab bidak-bidak tersebut hanyalah objek yang tidak hidup.
Bagaimana dengan kondisi pekerjaan Anda? Apakah Anda telah menjadi 'chess player'? Atau masih menjadi 'chess piece'?
Dalam konteks pekerjaan dalam perusahaan, 'chess piece' diibaratkan sebagai karyawan yang tidak memiliki kreativitas dan inisiatif. Mereka bekerja sebagai robot, mengerjakan apa yang sudah menjadi rutinitasnya.  Jika tugas rutin selesai, maka mereka tidak akan tergerak sendiri untuk membantu rekan kerja lainnya atau memikirkan hal-hal untuk kemajuan unit kerjanya.
Contoh sederhana adalah bila dalam suatu komunitas kerja, ada gagasan baru yang dicanangkan dan berdampak semuanya harus bekerja ekstra, kelompok 'chess piece' akan menciptakan seribu satu alasan bahwa ide tersebut sulit untuk dijalankan. Mungkin komentar itu tidak langsung diutarakan di depan kelompok, namun seperti biasa, gosip akan berhembus di belakang dan sang 'chess piece' akan bercerita panjang lebar tentang pemikirannya bahwa gagasan tersebut hanyalah suatu kegagalan yang tidak perlu dicoba lagi.
Belum mencoba, namun sudah mengambil kesimpulan sendiri dan berpikiran negatif.
Sepertinya prinsip karyawan yang 'chess piece' ini hanyalah melakukan pekerjaan yang menurut mereka sesuai dengan bayaran yang diterima dari perusahaan. Bila bekerja ekstra lebih dari apa yang mereka rasa cukup, mereka merasa rugi dan merasa sepantasnya dibayar lebih. Mereka seperti bidak catur yang dipindahkan dari papan catur dari satu sisi ke sisi lainnya namun tidak pernah keluar dari papan catur tersebut. Orang-orang seperti ini tidak akan pernah bisa keluar dari pola pikir negatif mereka dan cara berpikir mereka hanya sebatas lingkungan sempit yang telah mereka kotaki sendiri.  Chess player?
Kelompok ini adalah orang-orang yang berani mengambil inisiatif, kreatif, suka tantangan, dan mempunyai prinsip bahwa kesuksesan ada di tangan mereka sendiri.
Sebagai seorang 'chess player', Anda harus terus meningkatkan produktivitas Anda. Salah satu hal penting untuk mendukung hal ini adalah menyingkat atau bahkan meniadakan meeting yang tidak terlalu penting. Meeting yang tidak diorganisir dengan baik bukan hanya akan menghasilkan kesia-siaan saja, namun juga boros waktu dan energi. Kenapa saya menyorot masalah meeting? Ya, hampir setiap hari, Anda mungkin diundang meeting lebih dari satu kali. Sering kali, meeting menjadi ajang berdebat berkepanjangan dan tidak menghasilkan keputusan yang baik.
Saya pernah diundang meeting untuk membahas masalah kerja sama antara dua unit kerja. Saya sudah mengosongkan waktu dua jam untuk memenuhi undangan meeting tersebut. Namun yang terjadi malah saya harus menunggu 30 menit lamanya dari waktu pukul 15.00 yang dijadwalkan. Anehnya di ruangan meeting tidak ada seorangpun yang hadir. Ternyata yang mengundang tidak hadir, tidak juga berinsiatif menginformasikan pembatalan, bahkan meminta maaf saja tidak. Hingga berminggu-minggu setelahnya pun saya masih tidak jelas penyebab pembatalan meeting tersebut.
Hal ini tentu saja mengganggu produktivitas kerja. Saya yang sudah meluangkan waktu dua jam untuk membahas penyelesaian masalah yang seharusnya dibahas dalam meeting tersebut, malah sia-sia.

Masih ada banyak hal yang bisa menghambat produktivitas seperti

·       Membaca email yang tidak penting, yang isinya hanya co-pas    ( copy paste).

·       Menghadapi rekan kerja yang bertipe  negatif thinking yang kerjanya hanya berkeluh kesah.

·       Menghadapi rekan kerja yang perfektionis yang biasanya mengulang atau terlalu detail untuk sesuatu yang tidak perlu

Bila contoh-contoh di atas dan hal-hal sia-sia lainnya dapat Anda hindari,  Anda tentunya lebih produktif dalam pekerjaan dan dapat memainkan bidak catur Anda dengan baik.
Artinya, kinerja akan membaik, kreativitas meningkat, dan semangat serta dedikasi juga lebih tinggi.
Sebagai seorang 'chess player', Anda juga tetap harus berhati-hati agar tidak salah melangkah atau salah mengambil keputusan karena pastinya akan berdampak buruk. Sama seperti dalam permainan catur. Langkah yang salah akan jadi malapetaka.
Jadi, sudah siapkah Anda menjadi seorang 'chess player'? Atau mungkin cukup hanya sebagai 'chess piece'?




DISCLAIMER:

Pikirkan kelestarian lingkungan sebelum mencetak email ini.

Perhatian: Email ini (termasuk lampirannya) hanya ditujukan kepada penerima email yang tercantum di atas dan tidak boleh disalahgunakan oleh siapa pun. Jika Anda bukan penerima email yang dimaksud, Anda tidak diperkenankan mem-forward, mendistribusikan, menyebarkan, meminjamkan, mencetak, menggandakan, atau memanfaatkan email ini.

 

Menggugah gagasan, merefleksikan pemikiran dan menerobos relung harapan