Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Indahnya Berbagi ala Odetta

Kamis, 10 September 2015

 

Indahnya Berbagi ala Odetta.

 

27 Agustus 2015, putri cantik saya, Odetta Jeffin ( kelas 9) mengikuti lomba Story Telling yang diadakan IPEKA Pluit. Dari 10 peserta, Odetta meraih juara ke 3. Ia kalah dari 2 peserta dari IPEKA Internasional. Walau hanya meraih juara 3, banyak hal positif yang dirasakan Odetta. Ini adalah untuk pertama kalinya ia mengikuti lomba story telling sehingga tepatlah semboyan vini, vidi, vici.  Salah 1 kunci kemenangan Odetta adalah teknik presentasi yang sudah dia kuasai berkat mengikuti kelas  Amazing Public Speaking  by Haryanto Kandani beberapa waktu silam.   Selain itu Odetta juga sudah mengikuti EQM Youth Camp nya Anthony Dio Martin dan Odetta juga aktif mengikuti beberapa seminar-seminar lainnya. Ini semua akan menambah luas wawasan seseorang sehingga menjadikan lebih unggul dari teman-teman sebayanya.

Apa hadiah yang di dapat ? Sertifikat, piala dan uang Rp 750.000.

Nah disinilah kehebatan Odetta. Ia membagi 50 % uangnya untuk sekolah, guru-guru dan gereja. Yang 50% nya dibelikan nasi kotak untuk dibagi semua guru SMP, SMA dan office boy/girl. ( walau saya harus menambah sejumlah uang karena Rp 375.000, relatif kecil sehingga pasti kurang).

Saya sangat bangga dan salut akan kemurahan hati Odetta. Dalam hidupnya, untuk pertama kalinya ia mendapat uang atas hasil kerjakerasnya, tapi ia memilih untuk berbagi. Kata Odetta “ bagi saya adalah sebuah kebahagiaan saat bisa berbagi walau nilainya kecil. Ini akan memacu saya untuk belajar lebih giat, bekerja menghasilkan uang banyak dan mendirikan sebuah yayasan sosial”  . Semoga niat luhur ini bisa direalisasi.

Jika seorang anak remaja sudah bisa memiliki pemikiran yang luar biasa, bagaimana dengan kita semua ? Pasti juga  kan.

Terima kasih Odetta yang sudah menginspirasi kita semua.

 


::BCA::=>

Rabu, 02 September 2015

Belajar dari Tukang Nasi Goreng.

 

Minggu lalu saya membeli nasi goreng di dekat rumah. Sebelum melayani saya, si abang melayani seorang ibu yang membeli 1 porsi nasi goreng. Harganya Rp 12.000, Nah si ibu membayar dengan uang 10.000 dan 5000. SI tukang nasi goreng tidak ada uang 1000, sehingga dikembalikan rp 4000 dengan uang  2000 an sebanyak 2 lembar. Si ibu mengatakan agar ambil saja 2000 nya sehingga si ibu  membayar 13.000. Yang hebat adalah si tukang nasi goreng mengatakan ga usah, silakan ambil lagi uang tersebut. Sehingga si abang hanya menerima 11.000

Seorang tuakng nasi goreng bisa memberikan perhatian yang luar biasa kepada nasabahnya dan pastilah akan diingat terus dan menjadikan pelangggan setia.

Beda dengan seorang teman lama yang baru membuka restaurant. Saya makan seharga 81.000 dan saya bayar   100.000.  Karena tidak ada uang kembalian yang pas, maka si teman minta saya uang 1000 agar bisa dikembalikan 20.000. Harusnya sebagai teman lama, ya sudahlah uang 1000. Gara2 hal sederhana itu, saya malas mempromosikan restaurannya. Padahal saya mempunyai banyak teman, jaringan medsos juga banyak dan saya seorang penulis buku yang juga pembicara. Pastilah saya bisa bantu promosinya.

Ya itulah strategi orang dalam berdagang. Ada yang memperhatikan nasabah ada yang cuek. Semoga kisah sederhana si tukang nasi goreng bisa membawa banyak manfaat bagi kita semua.

 

 

 

 


::BCA::=>

Menggugah gagasan, merefleksikan pemikiran dan menerobos relung harapan