Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified
Sabtu, 12 Maret 2016





Narsis

Saat ini istilah narsis sering didengar. Narsis mungkin artinya adalah orang yang senang membangga-banggakan kehebatannya walau orang lain ga perlu tahu, narsis juga bisa berarti orang yang selalu aktif berfoto dan memamerkan fotonya yang tentu saja sudah diperbagus dengan teknik 360 atau pic art. Intinya mereka yang narsis itu mereka yang haus akan pujian karena tidak ada orang yang mengagumi, maka ia melakukan hal-hal narsis untuk menunjukkan eksistensinya  Bagaimana menghadapi orang yang narsis ? Kalau saya sih abaikan, jangan memuji atau menanggapinya. Karena jika di cuekin maka mungkin ia akan merasa kerjaannya sia-sia.
Kisah narsis ini juga saya alami saat sedang membuat sebuah buku.  Buku ini gabungan 100 penulis yang masing-masing menulis 3 sampai 4 halaman. Nah narsis muncul saat pemilihan siapa yang akan menjadi cover. Ada beberapa orang yang ngotot ingin menjadi cover. Hadehhhh, pertanyaannya sederhana, seberapa top dirinya sehingga layak dijadikan cover dan apakah tampangnya laku untuk menjual buku tersebut?? Sebenarnya saya ingin memberi hadiah cermin, agar dia mengaca dulu, apakah layak menjadi cover ??
Mari kita refleksi diri agar tidak perlu narsis. Ingat jika memang dari sononya kw2, ya terima ajalah, ga perlu menggunakan macam-macam, pasrah saja. Toh Anda tidak akan mati gara-gara KW 2 kan.




SOBAT PENA

Jumat, 11 Maret 2016

 

 

 

 

 

Sobat itu bisa berarti sahabat. Bagi Anda yang lahir di era tahun 80 an ke bawah, pasti tidak asing dengan istilah sahabat pena. Kegiatan tulis menulis dengan mengirimkan surat tersebut menggunakan perangko.

Ya, saat ini mungkin sudah tidak ada lagi acara surat menyurat dengan perangko karena dengan teknologi yang semakin maju,  kegiatan  sahabat pena digantikan dengan email maupun WA, BBM, SMS. Bayangkan jaman dulu, perlu minimal 2 hari agar surat bisa diterima berkat jasa Bapak Tukang Pos yang berkeliling menggunakan sepeda atau motor. Betapa enaknya sekarang, begitu surat ditulis, langsung dikirim melalui peralatan canggih, dalam hitungan detik sudah diterima  , langsung dibaca dan dibalas.

Ternyata dunia tulis menulis tentunya sudah akrab bagi semua orang. Coba lihat sejak SD sudah diberi pelajaran menulis. Lihat pula, setiap orang asyik mengetik di gadgetnya dan saling mengirim pesan. Ini membuktikan mereka semua suka dan pandai menulis. Sekarang tantangannya bagaimana mewujudkan tulisan yang baik, enak dibaca dan bisa diterbitkan.

Saya mencoba membuat cerita dari SOBAT PENA tersebut.

SOBAT itu bisa diartikan :

S = Strategi. Sebagai penulis / calon penulis Anda harus mempunyai strategi untuk menulis dan menerbitkan bukunya. Strategi diawali dari pemilihan judul. Cari judul yang unik, menggelitik, belum pernah dipakai orang lain dan memiliki nilai jual. Strategi lainnya memilih covernya. Siapa yang mau menjadi cover, jika menggunkan orang, maka harus cari yang enak dipandang. Tapi jika Anda merasa diri Anda memiliki nilai jual, boleh juga menjadi cover.  Terakhir strategi untuk menjualnya, selain melalui toko buku, Anda juga harus promosi via media sosial, launching buku,  pameran dan sebagainya.

O = Original. Tulisan sebaiknya original, karena ori lebih bagus daripada kw. Sesekali mengambil cuplikan orang lain untuk memperkuat isi buku, diperbolehkan asal mencantumkan sumber data tersebut di akhir tulisan.  Jika Anda terlalu banyak menyadur, copy paste maka akan membuat orang bertanya-tanya, ini penulis atau pengumpul data. Karya original akan lebih disukai orang karena murni hasil pemikiran, pengalaman, pengamatan penulis yang dituangkan dalam sebuah tulisan. Dengan original maka Anda akan merasa bangga karena berhasil membuat tulisan tanpa menyontek.

B = Branding. Anda harus memiliki branding sebagai penulis. Mau penulis spesialis motivasi, marketing, novel dan lain-lainnya. Biasa juga dikenal dengan tulisan fiksi dan non fiksi. Anda juga harus membuat personal branding agar orang mudah mengingat. Saya sendiri memiliki branding Silent Motivator No 1 di Indonesia.   Anda juga bisa membuat branding sebagai penulis “ seperti apa” ??  Contohnya saya mencantumkan logo “ semua royalti untuk amal”. Nah dengan branding tersebut maka saya harus berkomitment untuk menyumbang semua royalti kepada mereka yang membutuhkan.

A = Aspirasi.  Sebagai penulis/ calon penulis, Anda semua ditantang untuk mencari aspirasi dan ide-ide segar dan baru. Ide bisa muncul dimana saja, maka harus jeli untuk menangkap ide dan segera mewujudkannya. Semakin Anda memiliki banyak aspirasi, maka semakin Anda akan mempunyai banyak karya bagus. Karena setiap orang pasti memiliki ide gemilang yang berbeda-beda.

T = Tata Bahasa. Ini merupakan hal yang paling penting,  karena jiga Anda tidak memiliki pengetahuan tata bahasa yang baik dan benar, maka dijamin tulisan Anda akan ditolak penerbit. Anda harus membeli buku “Ejaan yang disempurnakan” sebagai pegangan. Ingat menulis ha ha hi hi di gadget itu berbeda dengan tulisan yang akan dipublikasikan.

 

Jika 5 unsur SOBAT itu sudah Anda penuhi dan jalani dengan baik maka Anda akan menjadi PENA aitu PEnulis Nasional, karena karya Anda akan bisa dinikmati banyak orang.

Jadi sudah siapkah Anda mewujudkan SOBAT PENA ?  

 

 


::BCA::=>

Menggugah gagasan, merefleksikan pemikiran dan menerobos relung harapan