Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Kisah 2 Pelayan Resto

Selasa, 13 Oktober 2015

 

 

 

Nah saya mau nulis tentang pengalaman saat makan di restaurant di hari Sabtu dan Minggu lalu.

1.       Saya makan di resto SeaFood di dekat rumah. Saya memesan ikan baronang bakar dan beberapa menu lain. Saat saya makan, ikan baronang bakarnya hambar, tidak berasa bumbu2nya. Saya bertanya ( bukan complain karena harus belajar sabar) koq ikan bakarnya hanya berasa menteganya saja. Alih-alih minta maaf atau memberi solusi lain ( ikan di proses ulang, di ganti makanan lain atau diskon) tapi pelayannya malah bela diri. Dikatakan itu sudah standarnya dan jika ikan baronang memang licin kulitnya sehingga bumbu tidak meresap. Waw jawaban bela diri tanpa rasa bersalah. Padahal ikan baronang bakar di tempat lain, rasanya enak dan bumbu meresap koq. Ini pasti ada salah dalam prosesnya. Sangat disayangkan, mereka tidak mengerti service yang baik. Mereka hanya tahunya masak dan sajikan.titik. tidak mau mendengar pendapat nasabah.

2.       Kali ini kejadian di resto yang cukup ramai, Waroenk Kito di daerah Palem. Saya memesan lomie dan istri saya memesan i fue mie. Saat makanan siap, saya minta sumpit. Apa jawaban pelayannya. Sumpit kami habis. Sudah 2 hari tidak ada sumpit. Saya kaget dan bertanya kenapa tidak beli, kan murah dan ada di jual di supermarket di sebelah restonya. Jawabannya sangat fantastik.  Bagian pembelian belum melakukan tugas beli sumpit. Wawww, harga sumpit kayu kan murah, apakah harus menunggu bagian pembelian untuk take action. Terpaksalah saya makan dengan sendok dan garpu. Sangat tidak nyaman. Saya memaklumi, kereka hanya pelayan yang tugasnya melayani saja. Mereka tidak mendengar suara customer.

Di kantor saya juga pernah terjadi hal seperti itu. Saat ada nasabah complain ( datang ke kantor) ditemui rekan saya. Karena itu bukan bagiannya, maka dengan enaknya dia menjawab, itu bukan urusan saya, silakan cari yang lain tanpa memberi solusi. Akhirnya saya yang menghadapi dan memberikan solusi. Saya tidak menegur rekan itu, tapi saya muat aja kisah kelakukannya di buku saya ke 13 yg berjudul I Want & I Can. Biar dia baca sendiri dan tahu jika kelakukan jelek akan berdampat jelek.

 

Intinya, dalam sebuah perusahaan apapun, service excellence sangat mulak diperlukan. Jangan berpikir itu bukan bagian saya, maka saya tidak tahu atau tidak mau tahu. Saat ini jika nasabah tidak puas, di depan kita, dia bisa menulis di sosmed dan dalam waktu singkat sekian banyak orang bisa membaca. Dampak sosmed yang luar biasa.

 

Salam pemenang untuk kita semua dan selamat berkarya

 

 

 


::BCA::=>

Menggugah gagasan, merefleksikan pemikiran dan menerobos relung harapan