Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Ketulusan Untuk Berbagi

Selasa, 26 Oktober 2010

 
Senin 25 Oktober 2010 dari  sore sampai malam Jakarta ditimpa hujan besar dan jalanan macet sekali, dimana-mana ada banjir, mobil mogok dan berbagai rintangan lain. Saya sendiri terjebak kemacetan luar biasa , dari kantor di Menara BCA sampai rumah di Kali Deres Permai, memakan waktu 5 jam. Di tengah keputus -asaan dan kekesalan karena tidak bisa berbuat apa-apa, tiba-tiba seorang sahabat yang sedang berada di Bandar Lampung mengirim BBM  tentang pengalamannya yang sangat menyentuh hati. Inilah cuplikan BBM nya yang telah saya edit.
Saya dan suami jam 19.00 sedang makan malam di sebuah rumah makan di Bandar Lampung, tiba-tiba ada seorang anak kelas 4 SD yang menawarkan pempek. Saya menolak karena kami akan makan malam. Lalu anak itu  terlihat berbicara dengan driver kami. Suami saya bergegas menghampiri dan akhirnya makan beberapa pempek saja. Setelah mengucapkan terima kasih, maka anak itu pergi. Tiba-tiba ada seorang bapak yang iba dan memberi uang Rp 5000,- Hati kecilku berkata," kenapa kau tidak menawari dia makan, kasihan jualan sampai malam hari selepas sekolah". Aduh saya menyesal sekali dan berharap anak itu segera kembali, karena siapa tahu dia memang belum makan. Thanks God, selang 10 menit anak itu kembali dan menawari tamu lain pempeknya. Langsung tanpa basa-basi saya bertanya, "kamu sudah makan belum, makan yuk, nanti saya pesankan".  Dia menjawab sudah  makan dan minta dibungkus sate ayam saja. Sambil menunggu pesanan saya bertanya kepada driver apa saja kegiatan orang tuanya. Ternyata ayahnya seorang tukang becak, ibunya  membuat pempek untuk dijual anak itu  bersama kakaknya. Satu hal yang dapat dipetik adalah jika kita sudah  melihat dan hati terketuk untuk  berbagi, jangan ditahan lagi, lakukanlah siapa tahu dia dan keluarganya membutuhkan. Saya yakin dengan seporsi sate ayam, anak itu akan berbagi dengan ayah, ibu dan kakaknya. Nilai utama dari kisah nyata tersebut bagi saya adalah kalau anak kecil saja bisa berbagi, apalagi kita yang dewasa dan berkecukupan seharusnya bisa berbagi yang lebih memadai"
Seketika saya membayangkan  wajah anak kecil itu   yang tersenyum tulus dan sahabat saya  yang juga tersenyum. Memang saya banyak belajar dari sahabat tersebut arti berbagi. Dan saya terus bertekad untuk semakin semangat untuk menjual buku saya karena semua royalti yang saya peroleh akan saya sumbangkan bagi mereka yang kekurangan. Hal kecil bagi kita, akan besar artinya bagi yang membutuhkan.
Akhirnya walaupun jalanan masih macet total, tapi hati saya sangat bahagia karena mendapat pembelajaran yang sangat berarti dari seorang sahabat.


:BCA:

0 komentar:

Posting Komentar

Menggugah gagasan, merefleksikan pemikiran dan menerobos relung harapan