Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Sikap Melayani yang Tidak Tulus

Jumat, 13 Agustus 2010

Siang tadi saat saya makan siang di kantin West Grand Indonesia ada peristiwa kecil yang unik. Saat kami memesan mie godog di sebuah kios, dilayani dengan ramahnya, dijelaskan harganya, isi masakannya dan sebagainya. Ya jadilah kami bertiga memesan mie godog. Beberapa lama pesanan kami datang. Seorang teman yang memesan mie godog dengan nasi bertanya mana nasinya. Si Bapak menjawab dengan ketusnya , ”ya nanti, satu-satu”. Kontan saja saya kaget melihat perubahan drastis. Saat kami memesan, dengan ramahnya dia melayani. Saat sudah deal, kog seperti itu jawabannya. Ternyata menurut seorang teman yang sudah beberapa kali membeli mie godog tersebut, memang sikap si Bapak seperti itu. ”Ya mie godognya enak sih, kalau tidak mana mungkin saya mau membelinya, soalnya pelayanannya tidak tulus” kata teman saya tersebut.

Tiba-tiba saya teringat akan pengalaman beberapa tahun lalu saat berada di Palembang. Ada restoran mie yang sangat terkenal. Bukanya hanya jam 17.00 sampai 21.00. Penjualnya sangat tidak ramah dan melayani dengan kejutekannya. Jika ada yang pesan lewat telpon maka tidak dilayani. Jika tidak sabar menunggu maka pembeli disuruh pulang saja dan tidak usah makan di restoran nya. Tapi herannya banyak orang yang rela antri untuk makan di sana.

Nah dari peristiwa di atas jelaslah para penjual tidak melayani dengan tulus. Tapi kenapa tetap saja ramai dan laku? Ya mungkin makanannya enak. Mungkin pula orang penasaran akan cerita kejutekannya dan ingin membuktikannya. Jika melihat dari strategi yang dijalankan bisa dikategorikan ’anti marketing”. Kenapa seperti itu? Dengan strategi tersebut, maka orang akan bertanya ada apa sih sebenarnya, mengundang orang untuk mencobanya. Ini pula yang terjadi dengan saya di mana saya telah mencoba makan di restoran Palembang dan mie godog kantin West.

Walau strategi tersebut baik, tapi sebaiknya tidak kita lakukan. Jika kita tidak melayani dengan tulus maka customer/teman/keluarga atau siapapun akan menilai negatif kita. Mereka akan mempunyai persepsi buruk tentang diri kita. Mungkin kali ini kita berhasil, tapi esok hari tidak ada yang tahu. Bisa saja mereka menceritakan kejelekkan kita dan membuat kepercayaan orang lain terhadap kita memudar.

Jadi jika kita melayani dengan tulus pastilah orang yang kita layaini akan senang dan mereka akan merekomendasikannya kepada orang lain.

0 komentar:

Posting Komentar

Menggugah gagasan, merefleksikan pemikiran dan menerobos relung harapan