Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Prestasi di Tengah Keterbatasan

Minggu, 01 Agustus 2010

Tanggal 31 Juli - 1 Agustus 2010 berlangsung Kejuaraan Menembak Perbankan Nasional I yang memperebutkan Piala Gubernur Bank Indonesia. Kejuaraan berlangsung di Lapangan Tembak Senayan diikuti 16 Bank.
Prestasi yang di capai BCA cukup menggembirakan dengan perolehan 2 medali emas ( dari Jemmy Djajadiningrat sebagai juara perorangan putra, dan dari beregu Putra yang terdiri dari Jemmy, Ivan dan Irwan) serta 1 perak dari beregu putri ( Niniek, Lona dan Memoy). Mereka menjadi juara pada kategori menembak Metal Silhoutte. Secara total BCA menduduki juara umum ke 3 dibawah Bank Sumsel dan Bank Indonesia.
Para penembak Bank Sumsel terdiri dari para atlet nasional bahkan ada 1 yang merebut medali perak Sea Games 2009 di Laos yaitu Maharany Ardy yang menjadi juara 1 Metal Silhoutte, sementara andalan BCA, Niniek ( yang berhasil maju ke final) hanya baru berlatih 3 kali.
Membanggakan prestasi yang diraih oleh teman-teman.
Namun tahukah Anda perjuangan mereka sangat berat. Selain harus mengalahkan lawan-lawan tangguh, team menembak BCA (yang disebut Leopard Shooting Club) juga mengalami krisis dana. Dana yang dikucurkan kantor sangat terbatas sehingga beberapa pengurus seperti Steven Djajadiningrat dan Jemmy Djajadiningrat harus merogoh kocek pribadinya.
Bahkan senjata seperti senapan angin, pistolpun dipinjamkan kepada anggota team, karena Leopard Shooting Club (LSC) sebuah organisasi menembak BCA tidak mempunyai inventaris senjata. Ironis ditengah prestasi yang di raih namun dukungan kantor belumlah maksimal.
Seperti kita ketahui olah raga menembak memang membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Sebelumnya pada kejuaraan menembak Kapolri Cup sebuah event yang lebih besar (tanggal 17 - 24 juli 2010) 2 orang anggota LSC yaitu Steven Dj meraih juara 1 dan Memoy Munajah meraih juara ke 3. Sebuah prestasi yang membawa nama harum BCA.
Pelajaran apa yang dapat kita petik dari kisah nyata di atas ?
  1. Kita jangan selalu menuntut selama belum bisa menunjukkan prestasi. Banyak diantara kita yang jika diminta untuk mengerjakan sesuatu selalu bertanya apa yang akan di dapat/ di berikan hadiah apa/untungnya buat saya apa (ubsa) dan lainnya. Raihlah dulu prestasi, biarlah orang lain yang menilai setelah melihat kegemilangan kita. Untuk kasus LSC yang telah mengharumkan nama BCA, pastilah akan menjadi pertimbangan kantor untuk lebih mendukung.
  2. Walaupun banyak mendapat rintangan, kurangnya dukungan tapi tetap tunjukkan semangat dan motivasi karena keberhasilan kita ada di tangan kita sendiri.
  3. Banyak orang-orang yang tidak peka terhadap keadaan sekitar. Pada acara di atas hanya 2 orang supporter setia, yang lain adalah penembak dan pengurus LSC. Seharusnya kita semua menjadi pendukung, baik hadir di lapangan ataupun pendukung jarak jauh ( lewat doa maupun kebatinan). Ingat kemenangan teman kita ( dalam hal ini LSC) juga adalah kemenangan kita semua.
  4. Kita semua harus belajar dari kakak beradik Jemmy dan Steven yang merelakan senjatanya di pakai latihan, melatih teman-teman tanpa bayaran sampai mengeluarkan dana pribadi. Bayangkan jika tidak ada mereka apakah organisai dan kegiatan LSC bisa berjalan dengan baik. Sementara banyak orang-orang disekitar kita yang sangat "perhitungan" baik waktu kerja, tenaga, fasilitas, uang dan lain-lain. Mereka seharusnya malu dan belajar dari keteladanan Steven dan Jemmy.
Saya sendiri yang tidak bisa menembak dan tidak hobby dengan olah raga ini tapi bersedia menjadi pengurus karena saya belajar dari keteladanan mereka berdua. Jika mereka rela berkorban untuk orang lain kenapa saya tidak ? Peran saya sangat kecil yaitu sebagai 'tukang foto" dan "juru tulis" walaupun di organisasi LSC jabatan saya cukup mengerikan sebagai Ketua Bidang Organisasi dan Humas.
Nah lewat kepiawaian saya menulis di Info BCA dan blog setidaknya mungkin bisa menggugah kantor dan teman-teman semua untuk saling bahu membahu mendukung LSC. karena dengan dukungan yang luar biasa akan menjadikan "obat perangsang" untuk kami terus berprestasi yang akan membawa nama harum BCA.
Sebagai contoh adalah dukungan management Bank Sumsel, Bank CIMB Niaga dan BI kepada organisasi menembaknya. Banyak fasilitas yang diberikan management mereka yang kadang membuat kami sedikit iri.
Tapi kami tetap semangat. Jadi teruslah berprestasi walau (sementara) fasilitas sangat terbatas. Seorang juara sejati bukanlah dilahirkan tapi melalui proses pembelajaran yang luar biasa. Salam kompak untuk seluruh pengurus dan anggota LSC. Bravo.... kalian adalah pahlawan sejati.
Tulisan ini khusus didedikasikan untuk Jemmy dan Steven.

0 komentar:

Posting Komentar

Menggugah gagasan, merefleksikan pemikiran dan menerobos relung harapan