Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Jika Ambisi tak Tercapai , Frustrasi ?? Stress ??

Jumat, 06 Agustus 2010

Masih ingat artikel saya tentang ”1 bulan menulis 9 artikel di blog, kog bisa ?.” Di sana saya menulis tentang setiap orang harus mempunyai target, namun target yang masuk akal dan bisa direalisasikan. Namun ada orang-orang yang memasang target dengan harapan dapat dicapainya, terlepas target itu realistis atau tidak. Terlepas pula apakah kemampuannya mendukung atau tidak. Ingat pepatah ”bagai punguk merindukan bulan” yang sering kita dengar saat SD. Bagaimana jika target yang menjadi ambisinya tidak tercapai? Frustrasi ? Stress ? atau bagaimana ?

Kenapa saya tertarik mengangkat kisah ini. Karena kejadian yang menimpa saudara saya yang menjadi ”korban” ambisi atasannya. Sang atasan sebut saja Frans sangat berambisi menjadi Kepala Cabang. Berbagai upaya dilakukannya termasuk ”menjilat”, menempel, menservice Kepala Wilayah. Namun ternyata kemampuan Frans tidak sepadan dengan target/ambisinya sehingga posisi Kepala Cabang ditempati orang lain. Frans sangat stress dan frustrasi. Dia sangat berubah, menjadi be te, cemberut dan yang paling menyolok sudah tidak berusaha menempel dan mendekati Kepala Wilayah tersebut.

Apa dampak terhadap saudara saya ? Sebagai pelampiasan maka saudara saya selalu ditindas, dicari-cari kesalahannya. Suasana kerjapun menjadi tidak kondusif. Daripada di jadikan kambing hitam dan selalu dipojokkan maka ia tersebut memilih resign dari kantornya, padahal dia masih senang berada di lingkungan teman-temannya yang merasa senasib..

Ada beberapa hal yang bisa menjadi pembelajaraan dari peristiwa tersebut dan harus bagaimana jika masalah itu terjadi pada Anda.

  1. Mulailah menata ulang apakah target/ambisi tersebut (sekali lagi) masuk akal untuk di capai.
  2. Tunjukkan dengan prestasi yang baik bukan dengan cara menempel, menjilat dan lain-lain. Lebih enak menjilat ice cream kan.
  3. Jika memang belum berhasil meraih target/ambisi, hendaknya pasrah, mawas diri, merenung, instrospeksi diri dan mulai menentukan langkah baru.
  4. Jangan menimpakan kekesalan/kegagalan Anda ke orang lain. Ingat peribahasa waktu SD ”buruk muka cermin di belah”. Apa memang muka Anda benar-benar buruk/jelek ? Mengacalah , hahahaha...
    Jika muka Anda jelek/buruk maka sudah saatnya Anda beralih profesi menjadi pemeran pengganti saja.
  5. Ingat kesombongan dan kejahatan yang Anda lakukan suatu waktu akan ada pembalasan. Ingat siapa menabur dia akan menuai. Ya kalau orang lain menabur bibit yang baik, namun kita diam-diam yang menuainya. Ini sih pembajak.
  6. Jika ke 5 hal tersebut belum bisa Anda lakukan, silakan terus kunjungi web saya di www.Timoteustalip.com, siapa tahu tulisan-tulisan saya bisa menghibur dan menjadi solusi terbaik. Atau belilah buku saya ”Basmi Manipulasi Manajemen”

Selain itu kita juga harus menganalisa kenapa Frans berlaku seperti itu. Mungkin dia bermasalah dengan keluarganya ? Atau dia bermasalah dengan kehidupan pribadinya ?. Jika itu masalahnya, sebaiknya Frans segera konsultasi ke psikolog agar cepat disembuhkan.

Semoga dengan tulisan sederhana ini, jika Anda mengalami masalah yang serupa dengan Frans, Anda bisa mengatasinya dan tidak frustrasi

0 komentar:

Posting Komentar

Menggugah gagasan, merefleksikan pemikiran dan menerobos relung harapan