Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Jangan Malu Belajar pada Anak Kecil

Selasa, 10 Agustus 2010

Melihat judul diatas, terkesan kita-kita kog belum dewasa, dimana harus belajar pada anak kecil. Memang di dalam kehidupan sehari-hari, ada kalanya kita hanya mementingkan diri sendiri, tidak peduli dengan lingkungan sekitar dan bersikap masabodo. Saya teringat peristiwa 3 tahun lalu.

Saat itu anak pertama saya Darren dengan santainya mengatakan flash disknya hilang di sekolah. Saya menyuruhnya untuk lapor kepada guru tentang kehilangan ini agar diusut. Apa jawaban Darren ? Ya kalau sudah hilang , ya biar saja hilang. Sontak saya naik pitam dan langsung menegur keras. Memang flash disk tidak mahal, tapi yang ingin saya tekankan adalah belajar bertanggung jawab dan mencari siapa yang mengambil flash disknya. Tiba-tiba adiknya Odetta (saat itu 7 tahun) datang menghampiri saya dengan mata berkaca-kaca dan berkata "Pi, ini uang tabungan Rp 65.000,- untuk tambahin beli flash disk baru untuk koko. Koko jangan dimarahin lagi ya Pi". Seketika itu juga saya terdiam, tiba-tiba mata saya berkaca-kaca juga. Betapa mulia dan panjangnya pemikiran seorang Odetta yang rela menyerahkan seluruh uang tabungannya untuk membela kokonya. Akhirnya saya tersadar dan mencoba bertindak lebih bijaksana.

Dengan mengubah nada bicara, saya menasehati Darren agar lebih hati-hati dan teliti serta segera lapor ke guru jika ada masalah di sekolah. Ini semua untuk kebaikan dirinya. Hari itu saya mendapat sebuah pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil berusia 7 tahun. Pelajaran tentang ketulusan, pengorbanan dan solidaritas. Bayangkan seluruh uang tabungannya rela diberikan untuk membeli flash disk agar kokonya kembali memiliki flash disk. Apakah Anda yang lebih sukses, lebih dewasa dan lebih berpendidikan juga mempunyai pemikiran yang sama dengan seorang anak kecil ??? Sering kita sangat perhitungan, cuek, mementingkan diri sendiri saja.

Kadang di dalam kehidupan kita, sering tidak peduli terhadap kesulitan orang lain. Dalam pekerjaan seringkali kita bersikap pekerjaanku ya pekerjaanku. Jika pekerjaanmu tidak beres ya bukan masalahku. Kadang mungkin teman ada masalah sehingga pekerjaan terhambat, apa salahnya kita jika bisa membantunya. Bersikap toleransi dan saling mendukung harus selalu ada di dalam hati kita sehingga kita bisa merasa peka terhadap kesulitan orang lain. Saya tidak malu jika harus belajar hal-hal yang berguna termasuk dari seorang anak kecil. Ya jika Odetta mempunyai sikap yang begitu baik, kenapa saya tidak ?

Kadangkala kita gengsi untuk belajar sesuatu dari orang lain yang lebih "muda". Tapi satu hal yang harus diingat tidak ada seorangpun yang sempurna dan untuk menjadi lebih baik dari kemarin, kita harus selalu belajar. Semoga tulisan ini akan bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Menggugah gagasan, merefleksikan pemikiran dan menerobos relung harapan