Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Mencela dan Mengkritik itu Enak

Senin, 26 Juli 2010

“Siapa sih yang buat tulisan di bulletin itu?, jelek banget, !.”
“Fotonya kog tidak fokus”,
“Promonya tidak bagus”
“Acaranya tidak menarik, “

Itu beberapa komentar yang sering kita dengar diucapkan oleh orang-orang yang dikenal sebagai “pecundang” yang hidupnya hanya bisa mengkritik tapi tidak bisa melakukan yang lebih baik dari hal yang dikritiknya. Herannya banyak orang yang mempunyai hobby mencela dan mengkritik mencari-cari kelemahan orang lain.
Kenapa banyak orang yang hobby mengkritik apa yang telah dilakukan temannya? Saya menyimpulkan ada 4 hal yang mendasarinya yaitu:

  1. Rasa ketidakpuasan. Mereka selalu merasa tidak puas karena merasa lebih hebat tapi hanya teori saja. Kalau disuruh melakukan hal yang sama, belum tentu bisa.
  2. Rasa iri. Mereka iri kenapa orang lain bisa melakukan hal ini dengan baik sedangkan dirinya tidak bisa.
  3. Tidak mau menghargai karya orang lain. Mereka selalu mencari alasan untuk mencela dan menjatuhkan.
  4. NATO alias No Action Talk Only. Orang-orang seperti ini memang mempunyai kesukaan mencela/mengkritk/mengejek tanpa bisa melakukan apa-apa.

Bagaimana kita menyiasati dan menghadapi orang-orang tersebut ?

  1. Ajak diskusi dan tanyakan kenapa selalu mencela dan mengkritik. Apakah dia mempunyai masalah pribadi dengan Anda sehingga selalu mencari hal negatif.
  2. Minta pendapatnya apa yang seharusnya Anda lakukan agar bisa menghasilkan karya terbaik.
  3. Minta dia untuk melakukan sesuatu agar tidak hanya bicara saja. Mungkin dia lebih kompeten untuk melakukannya.

Namun jika melihat dari pengalaman yang saya temui, ke 3 hal tersebut tidak bisa mereka lakukan. Hal ini telah saya alami sendiri terhadap orang-orang seperti ini, ketika saya minta membantu berbuat yang lebih baik, ada saja alasannya. Tidak sempat, nanti saja, banyak pekerjaan, atasan melarang dan segudang alasannya. Kasihan sekali orang-orang seperti ini.

Sebagai penulis buku “Basmi Manipulasi Manajemen", kiat menghadapi bos yang kagak-kagak agar menjadi bos yang kuhormati dan kucintai” dan sedang menyiapkan buku ke-2 serta pernah beberapa kali memenangkan lomba karya tulis Info BCA, sikap saya adalah menghargai karya orang. Tidak perlu mencela, mengkritik di depan banyak orang, namun jika saya melihat ada hal yang bisa di improve maka saya akan mengusulkannya secara pribadi.
Prinsip itu sesuai dengan apa yang saya tulis di buku tersebut di halaman vii “Jika Anda tidak bisa melakukan yang lebih baik dari yang dilakukan orang, maka tidak sepantasnya Anda mencela, mengkritik bahkan menghujatnya. Namun jika Anda merasa bisa melakukan yang lebih baik dari yang dilakukan orang, sepatutnya Anda tetap rendah hati dan selalu berpedoman di atas langit masih ada langit. Dan Anda akan semakin dipandang orang sebagai pribadi yang bijaksana”

Masih mengutip dari buku saya tersebut di halaman 51 “Kesempurnaan merupakan standar yang harus diusahakan oleh setiap orang. Pencapaian tersebut tentu tidak mudah, namun itu akan menjadi salah satu tolok ukur yang harus dipertahankan saat kita hendak mencapai suatu target. Untuk mencapai hasil yang mendekati sempurna maka kita semua dituntut harus mempunyai ketelitian dan kecermatan sampai ke hal yang detil. Untuk itu diperlukan suatu latihan yang terus menerus dan konsentrasi yang penuh. Saya yakin Anda akan bisa berhasil. Ingatlah pepatah “Practice makes perfect” sehingga apapun yang Anda kerjakan tidak akan mengalami kritikan lagi”.
Dari cuplikan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa orang-orang yang berpendidikan dan mempunyai martabat yang baik tentulah tidak akan melakukan hal-hal tersebut.

Sebagai manusia pembelajar, sebaiknya kita harus semakin bijaksana dan saling bekerja sama agar kinerja organisasi semakin solid. Dan saya yakin semua orang akan memandang dunia ini lebih indah karena tidak ada niat untuk saling menjatuhkan.
(Artikel ini sudah pernah di muat pada majalah SWIPE, my card my magazine, edisi 11, Juni 2010)

0 komentar:

Posting Komentar

Menggugah gagasan, merefleksikan pemikiran dan menerobos relung harapan