Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Pantang Jadi Runner Up

Kamis, 18 Agustus 2016

Pantang Jadi Runner Up

Dalam setiap pertandingan apapun, hanya ada 1 juara saja. Juara 2 dan seterusnya tidak akan diingat. Coba Anda lihat negara yang juara piala dunia sepakbola akan disanjung-sanjung dan diberitakan kehebatannya. Bagaimana yang kalah di final atau runner up ? Mereka tertunduk lesu dan merasa gagal. Begitu juga dengan sekolah, hanya juara 1 yang disebut.

Saya Odetta Jeffin Wijaya, seorang anak ke 2 dari 2 bersaudara. Sejak kecil saya selalu ingin memiliki prestasi yang baik. Hal yang menjadi motivasiku adalah saat saya di kelas 1 SD, dimana papaku bertanya “ Kamu ingin kaya dan sukses “.

 “Pasti dong pa”

 “ Jika kamu kaya dan sukses itu semua untuk siapa”      

“ Ya tentu saja untuk saya sendiri pa”

“Nah kalau begitu,  kamu harus lakukan apa untuk meraihnya ?”

“ Belajar dan bekerja keras”

“ Baiklah Odetta, itu kamu sudah tahu dan ayo buktikan”

 

Berdasarkan diskusi dengan papa maka saya ingin berrbagi pengalaman yang  bisa menjadi motivasi untuk Anda semua. Sejak kelas 1 sampai 4, di semester 1, saya selalu menjadi juara 1, tapi di semester 2  selalu menjadi juara ke 2. Padahal yang diperhitungkan sebagai yang hebat adalah saat kenaikan kelas alias semester 2.  Selama 4 tahun saya selalu menjadi runner up. Rasa penasaran membuat saya bertekad untuk menjadi yang terbaik. Masa sih saya selalu kalah diputaran akhir.  Langkah awal adalah menulis di kertas dan ditempel dengan kata-kata motivasi “ Pantang Menjadi Runner Up”. Slogan hanya akan tetap menjadi slogan jika tidak dilakukan.  Saya ingin membuktikan seorang anak SD yang tidak pernah ikut kelas motivasi bisa memotivasi diri sendiri.

Saya bekerja dengan lebih giat. Jika ada ulangan, jam 4 pagi sudah bangun, belajar lagi. Perjuangannya tidak sia-sia. Saat kelas 5, saya bisa  menjadi juara 1. Mempertahankan itu lebih berat dari meraihnya. Itu benar sekali. Pesaing-pesaing berusaha mengalahkan saya. Tapi tantangan itu justru membuat saya semakin semangat untuk belajar. Hasilnya luar biasa, kelas 6,7,8,9 selalu menjadi juara 1.  Semua pesaing saya anggap teman yang membantu saya berlari lebih cepat. Tidak ada rasa ingin menang dengan cara tidak sportif, karena papa mama selalu mengajarkan integritas harus dipegang dengan baik.

Bahkan puncaknya saat kelas 9. Saya menjadi juara umum dan nilai ujian tertinggi untuk 2 mata pelajaran dari 4 yang di ujiankan nasional. Untuk meraihnya ada harga mahal yang harus saya bayar. Saya mengurangi kebiasaan yang tidak penting seperti nonton TV, jalan-jalan, bermain internet. Saya ganti dengan belajar dan bekerja keras untuk mewujudkan impian saya.  Nah istilah  pantang jadi runner up benar-benar sudah melekat kuat dalam diri saya. Saya sudah membuktikan, ya Odetta Jeffin seorang anak muda saja bisa, Anda juga pasti bisa dong. Anda juga bisa menjadi juara untuk hal-hal yang Anda kerjakan. Makanya kita tidak boleh malu untuk belajar motivasi dari siapa saja, walau ia bukan motivator . Yang penting pengalaman telah membuktikannya.

Selain itu untuk menunjang keinginan saya menjadi murid ang terbaik maka saya memutuskan untuk  pembelajar sejati.  Saat usia 13 tahun saya  mengikuti EQM Youth nya Anthony Dio Martin, bahkan 1 tahun kemudian menjadi fasilitator untuk angkatan di bawah. Saat usia 14 tahun saya  mengikuti 2 hari kelas Public Speaking nya Haryanto Kandani. Terakhir saya mengikuti Life Camp nya Merry Riana.  Jadi jika Anda ingin sukses, siapkan diri Anda sedini mungkin karena tidak ada kesuksesan yang datang dengan instan. Yes... kita semua dilahirkan untuk menjadi pemenang.

 

Kesimpulan dan poin pembelajaran.

1.            Setiap orang harus memiliki impian, tapi impian yang masuk akal.  Harus kerja keras untuk mewujudkannya. Jika tidak, maka impian hanyalah sebuah kata tanda makna

2.            Jangan pernah menyerah, terus lakukan dan suatu saat maka hasil yang baik akan menjadi milik Anda.

3.            Jangan pernah berhenti belajar, karena jika Anda berhenti belajar maka itu berarti Anda sudah “mati”

4.            Miliki sebuah slogan yang bisa memotivasi diri Anda.

 

Biodata

Odetta Jeffin Wijaya, lahir 2 Desember 2000

Sekolah di Kanaan Global School

Hobby : Membaca, menulis, bermain biola

Instagram dan FB : Odetta_jeffin

Blog : odettajeffin.blogspot.com

 

 

 


DISCLAIMER:

Pikirkan kelestarian lingkungan sebelum mencetak email ini.

Perhatian: Email ini (termasuk lampirannya) hanya ditujukan kepada penerima email yang tercantum di atas dan tidak boleh disalahgunakan oleh siapa pun. Jika Anda bukan penerima email yang dimaksud, Anda tidak diperkenankan mem-forward, mendistribusikan, menyebarkan, meminjamkan, mencetak, menggandakan, atau memanfaatkan email ini.

 


::BCA::=>

0 komentar:

Posting Komentar

Menggugah gagasan, merefleksikan pemikiran dan menerobos relung harapan