Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Belajar Menjadi Pengemis.

Senin, 17 Oktober 2011

Seorang teman, Dayana, mengirim ‎​​ßßM yg intinya sbb :‎​Belakangan ini sy sering melihat siswa-siswi SMU menyodorkan box ke jendela2 mobil yg sedang berhenti di lampu merah,meminta sumbangan. Awalnya sumbangan2 utk kegiatan sosial tapi belakangan beralih menjadi sumbangan utk keperluan acara2 di sekolah yg sifatnya hiburan. Mereka terlihat semangat menyodorkan box dan terlihat senang ketika ada yg memasukkan uang ke dlm box. Hal ini membuat sy sedih,marah dan kecewa! Sedih krn melihat siswa-siswi tersebut diarahkan dan dibina menjadi org bermental pengemis. Marah dan kecewa pd pihak sekolah yg seharusnya mendidik generasi penerus bangsa justru mengarahkan siswa-siswi utk "mengemis" di lampu merah hanya utk acara hiburan di sekolah. Alangkah baiknya jika mrk diajarkan utk mendapatkan uang dgn usaha yg layak,spt menjual hasil karya yg mrk buat sendiri atau mengadakan bazar?? Sebagai org tua sy ingin mengajak Anda para org tua utk mendidik dan mengarahkan anak2 kita menjadi pribadi yg tangguh yg tidak mudah menadahkan tangan walau kekurangan...! Semoga kita dpt mendidik putra dan putri kita dgn BAIK. Waw sebuah pemikiran yg luar biasa dari Dayana. Tiba2 @cheftalip berpikir kog kejadian itu mirip dg yg sering sy alami. Banyak teman2 yg penghasilannya lebih besar dr sy tp juga punya MENTAL PENGEMIS INTELEK. Mereka maunya minta buku karya saya, GRATIS. Dimanakah otak dan nurani mereka?? Sy juga harus beli buku tsb di Gramedia. Royalti hanya 10 % dr nilai jual. Bahkan sy menyumbangkan semua royalti sy utk kegiatan sosial. Ah hari gini kalau msh punya mental pengemis itu namanya pecundang. Mari kita buktikan kalau Anda adalah pemenang sejati. Selamat menkmati "Dessert" ala Chef Talip di setiap malam minggu. Salam pemenang dari @cheftalip.


:BCA:

0 komentar:

Posting Komentar

Menggugah gagasan, merefleksikan pemikiran dan menerobos relung harapan