Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Tsunami dan Kita

Jumat, 11 Maret 2011

Hari ini Jepang dihampiri gempa berkekuatan besar 8,9 R yg mengakibatkan gelombang tsunami setinggi lebih dari 6 meter. Banyak bangunan rusak, mobil terseret ombak dan tentu saja korban jiwa. Ini menunjukkan bahwa kekuasaan alam sangat luar biasa dan tidak ada seorangpun bisa mencegah. Namun bagi mereka yang selamat, harus bisa bangkit, menapak masa depan lebih baik lagi. Bagi kita kadangkala terkena "tsunami" juga. "Tsunami" di sini maksudnya adalah Anda terkena masalah yang berat dan membuat down, meluluh lantakkan semangat Anda. Kadang sulit untuk mencoba bangkit, namun jika tidak berusaha bangkit maka Anda akan terus terpuruk. Tidak ada guna terus merenung dan meratap kegagalan karena tidak akan membuat perubahan. Saya teringat seorang teman yang pernah terkena masalah dan mendekam di penjara. Setelah 3 tahun akhirnya keluar. Dia menjadi down, rendah diri dan menutup diri dari peragulan. Dipecat dari kantornya, sekarang tidak mempunyai pekerjaan dan hanya mengantar anaknya sekolah. Untung istrinya tabah dan mengambil alih tanggung jawab keluarga. Saya sendiri belum sempat bertemu dia lagi dan berharap suatu waktu saya bisa membantunya keluar dari "tsunami"nya. Jika teman tsb tidak mau berubah maka sudah dapat dipastikan masa depannya akan kotor, sekotor sampah-sampah yang dibawa ombak tsunami. Ya siapapun Anda, harus berani bangkit dari kegagalan karena tidak ada kesuksesan yang tidak melalui perjuangan berat. Masih ingatkah Anda, saat belajar bersepeda? Berapa kali jatuh ? Sakit dan luka. Lalu Anda bangkit, mencoba lagi dan akhirnya bisa. Sebuah proses yang sulit namun jika berhasil maka suka cita akan menghampiri kita. Kembali pada tsunami di Jepang, mari kita berdoa agar tidak banyak korban jatuh. Selamat malam, salam pemenang dari Chef Talip.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

0 komentar:

Posting Komentar

Menggugah gagasan, merefleksikan pemikiran dan menerobos relung harapan