Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Mencela Tanda Tak Mampu

Rabu, 05 Januari 2011

Malam ini Odetta menceritakan kepada saya tentang kisah Rubah dan
Anggur. Begini kisahnya. Ada seekor rubah yang melihat anggur yang ranum
di dahannya. Rubah berusaha meraihnya, ia melompat, namun gagal. Esok
hari dicoba lagi, namun loncatannya kurang tinggi sehingga anggurnya
tidak bisa diraih. Esoknya lagi si rubah kembali mencoba dan kembali
gagal. Kecewa karena gagal mendapat anggur maka dia mengatakan anggurnya
asam. Karena gagal maka rubah menjelekkan anggur tersebut. Tiba-tiba
saya teringat seorang teman kantor yang sok kecakepan. Dia sedang
mengincar cewek, tiap hari bercerita progresnya sudah terus meningkat,
sudah 85 persen ditangan. Tiap hari dia memuji kecantikan cewek
tersebut. Beberapa saat kemudian, saya bertanya bagaimana perburuannya?
Apa jawabnya? Ah cewek itu tidak bagus, matre, tidak cantik dan berbagai
pandangan negatif lainnya. Seorang teman menyeletuk, dulu
disanjung-sanjung, begitu ditolak, menjelek-jelekkan. Ya itulah sifat
manusia, saat tidak berhasil apa yang diinginkannya maka dia akan
mencela. Jika Anda pernah lulus SD pasti tahu istilah ini "buruk muka
cermin dibelah". Saya juga pernah mendapat beberapa penghinaan atas
tulisan saya di beberapa majalah, maupun buku- buku saya. Ya mereka yang
suka mencela adalah mereka yang tidak mampu. Ini terbukti dari para
pencela tersebut, boro-boro menulis buku, membuat tulisan artikel di
majalah internal saja tidak bisa. Kalau Odetta tahu, maka dia akan
berkata "kasian deh lu". Beda dengan penulis top yang selalu mensupport
saya agar terus melahirkan karya-karyanya. Ya siapapun yang selalu
mensupport temannya untuk terus maju adalah seorang pemenang sejati.
Bagaimana dengan Anda?


:BCA:

0 komentar:

Posting Komentar

Menggugah gagasan, merefleksikan pemikiran dan menerobos relung harapan