Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Janganlah Pura-Pura

Rabu, 29 Oktober 2014

Dalam kehidupan ini banyak terjadi kepura-puraan, lips service atau kemunafikan.  Banyak orang yang demi menyenangkan orang lain, melakukan hal-hal yang “manis” namun sesungguhnya hatinya bertolak belakang.  Hidup mereka penuh basa-basi .

Tapi ada juga orang yang mempunyai prinsip “ketidakenakkan”. Mereka tidak enak menolak sesuatu, tidak enak berkomentar jujur. Sehingga mereka akan terpaksa mengatakan hal-hal yang baik, namun hati nuraninya berontak. Akhirnya  mereka akan memendam rasa tidak enak tersebut atau menyalurkan unek-uneknya  kepada orang lain.

Seorang teman menceritakan pengalamannya tentang atasannya yang bermuka dua dan penuh ke pura-puraan dalam kehidupannya. Di depan sahabat saya itu, sang bos selalu berkata bahwa ia karyawan yang bagus, memberikan kontribusi untuk teamnya, memberikan ide-ide yang baik dan masih segala pujiannya. Namun sahabat saya tersebut tiba-tiba merasa ditusuk dari belakang . Saat penilaian prestasi, nilainya jelek, bahkan ia dikategorikan sebagai karyawan yang di “watch list”. Beruntung sahabat saya itu mempunyai sifat yang baik, ia tetap tenang dan berpikir bahwa ada hikmah di balik itu semua.

Mungkin Anda juga pernah mempunyai pengalaman serupa? Di depan Anda, orang tersebut memuji kebaikan, kehebatan dan lain-lain. Namun di belakang Anda, ia berkata yang kebalikannya bahkan menjelek-jelekkan Anda.  Ya, itulah sifat manusia yang bermuka dua, tidak punya pendirian yang tegas dan hidupnya sangat picik. Berhati-hatilah menghadapi orang-orang seperti ini. Apa yang dikatakan di hadapan Anda sebaiknya tidak langsung dicerna, tapi bertanyalah apakah ini pernyataan tulus, ada maksud apa dengan perkataannya. Namun ingatlah untuk selalu berhati-hati saat menanyakannya, karena biasanya orang-orang ini pandai bersilat lidah, pandai mengelit dan berpura-pura “bodoh”.

Menurut saya, orang yang hidup dalam kepura-puraan pastilah mempunyai kekurangan, mempunyai latar belakang yang tidak menyenangkan dan mempunyai luka batin. Orang-orang seperti ini harus disembuhkan. Jika tidak disembuhkan, maka tindak tanduknya akan merugikan orang banyak.

Bagaimana I Want and I Can ?

I Want : Hidup tidak berpura-pura.

I Can .    Caranya :

1.            Bersikap jujur dalam menghadapi setiap permasalahan. Jika ada hal-hal yang kurang berkenan terhadap orang lain, katakan dengan hati-hati.

2.            Merefleksi diri untuk merenungkan apakah selama ini yang dikatakan sesuai dengan yang dilakukan.

3.            Terus berusaha meningkatkan kesadaran diri agar segala perkataan dan tindakan sesuai dengan norma-norma kesopanan.

 

 

 

 


::BCA::=>

Revolusi Mental

Ya, revolusi mental merupakan slogan yang banyak dibicarakan karena merupakan salah satu strategi pemenangan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2014-2019. Apa sih sebenarnya revolusi mental.  Dalam pembangunan bangsa, saat ini kita cenderung menerapkan prinsip-prinsip paham liberalisme yang jelas tidak sesuai dan kontradiktif dengan nilai, budaya, dan karakter bangsa Indonesia. Sudah saatnya Indonesia melakukan tindakan korektif, tidak dengan menghentikan proses reformasi yang sudah berjalan, tetapi dengan mencanangkan revolusi mental menciptakan paradigma, budaya politik, dan pendekatan nation building baru yang lebih manusiawi, sesuai dengan budaya Nusantara, bersahaja, dan berkesinambungan.

Penggunaan istilah ”revolusi” tidak berlebihan. Sebab, Indonesia memerlukan suatu terobosan budaya politik untuk memberantas setuntas-tuntasnya segala praktek-praktek yang buruk yang sudah terlalu lama dibiarkan tumbuh kembang sejak zaman Orde Baru sampai sekarang. Revolusi mental beda dengan revolusi fisik karena ia tidak memerlukan pertumpahan darah. Namun, usaha ini tetap memerlukan dukungan moril dan spiritual serta komitmen dalam diri seorang pemimpin—dan selayaknya setiap revolusi—diperlukan pengorbanan oleh masyarakat.

Nah bagaimana kita menyikapinya ? Sudah siapkah kita juga merevolusi mental kita ? Tidak perlu motivator top yang mendorong Anda untuk bergerak tapi diri Anda sendirilah yang harus memutuskan untuk menjalani revolusi mental. Lah Presiden saja sudah melakukan, kog  kita sebagai rakyat tidak menjalankannya.

Contoh paling sederhana tentang revolusi mental adalah  tentang sampah. Anak saya, Darren Jeffian ( 18 tahun) yang bersekolah di Singapura telah menunjukkan contoh yang membuat saya tersipu malu. Siang itu kami bersantap di Burger King,  Bugis Junction, Singapura. Usai menikmati burger dan coca-cola, maka Darren merapikannya, lalu membawa sisa kertas dan gelas beserta nampannya ke tempat piring kotor. Selain itu ia juga memungut tissue kotor yang terjatuh, lalu memasukkannya ke tempat sampah. Darren mungkin hanya mendengar sekilas revolusi mental tapi ia menjalankannya mulai dari hal kecil. Sekarang coba periksa diri Anda masing-masing. Saat  usai makan di food court apakah Anda langsung pergi, atau membantu mengangkat sisa-sisa makanan – minuman dan menaruhnya di tempat piring kotor. Lalu jika Anda menjatuhkan tissue apakah mau memungutnya dan membuang ke tempat sampah atau Anda biarkan saja atau bahkan sengaja membuang sembarangan?. Ayo sekarang waktunya kita merevolusi mental kita dalam segala hal. Ingat perubahan besar awalnya dari perubahan kecil. Perubahan kecil harus dimulai dari hal kecil yang ada pada diri Anda masing-masing. Dimulai dengan lingkungan keluarga dan lingkungan tempat tinggal serta lingkungan kerja dan kemudian meluas menjadi lingkungan kota dan lingkungan negara  Sehingga arti revolusi mental benar-benar bisa kita wujudkan bersama agar negri kita bisa lebih baik lagi. Jika kita tidak mau memulainya  maka istilah revolusi mental itu hanya berupa istilah saja atau berupa impian belaka. Siap untuk menjalankan revolusi mental ????

 

 


::BCA::=>

Benarkah Ada Hukum Tabur Tuai ??

Senin, 20 Oktober 2014

Banyak orang yang suka berkata akan hukum tabur tuai. Saat kita menabur yang baik akan menghasilkan yang baik begitu juga sebaliknya. Kata sakti ini juga sering disampaikan para motivator, coach, mentor, atasan dan tokoh-tokoh agama. Maksudnya sih baik agar kita semua sadar untuk tidak melakukan hal-hal negatif.  Ada juga motivator yang dalam menyampaikan isi seminarnya kerap menggunakan istilah tersebut dengan harapan agar para peserta bergegas menancapkan istilah itu agar bisa diterapkan sehingga tidak sia-sialah kerja sang motivator. Itu sih boleh-boleh saja dan jika setiap orang sadar akan hukum tabur tuai tersebut pastilah dunia akan semakin indah. Tidak ada lagi kejahatan, tidak ada lagi saling iri, tidak ada lagi kecemburuan sosial, tidak ada lagi saling menjatuhkan dan sebagainya. Betapa damai dan bahagianya kita. Tapi apakah hal itu sepenuhnya dijalankan ?. Saya yakin setiap orang baik yang pernah dicekoki  hal itu oleh para motivator ataupun nasehat dari orangtuanya  harusnya tahu. Tapi kenyataannya banyak yang lupa atau pura-pura lupa sehingga rumus sakti itu tidak dijalankan. Buktinya adalah disekeliling kita masih terlihat banyak kejahatan, korupsi, kesewenang-wenangan, kemunafikan dan kekacauan. Mereka tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu sangat merugikan masyarakat. Inilah ironi kehidupan kita.

Tapi istilah tabur tuai ada yang terbaik loh. Kita menabur kebaikan tapi menuai keburukan. Koq bisa ? Kan teorinya menabur kebaikan akan menuai kebaikan.  Ternyata teori itu terbantahkan. Begini kisah nyatanya. DI belakang rumah, saya menanam 10 pohon singkong. Setiap hari pohon tersebut saya siram agar tumbuh dengan baik. 6 bulan berlalu pohonnya tumbuh dengan subur dan sebentar lagi saya akan menjadi petani singkong yang memanen hasil  dengan baik. Tapi apa yang terjadi ? Kemarin saya melihat 7 pohon singkong tersebut telah tumbang dicabut dan umbi singkongnya telah raib. Ternyata ada orang yang berbaik hati membantu menyabut pohon singkong tersebut. Niatnya sih mulia agar saya tidak perlu capek-capek memanen. Tapi mungkin ia lupa atau sedang kelaparan sehingga singkong tersebut tidak diserahkan ke saya. Saya hanya melihat sisa-sisa singkong yang telah dibakar dan pastinya mereka telah usai berpesta singkong bakar. Waw rasanya pasti enak. Ya, mereka enak tapi saya enek. Bayangkan setiap hari menyiram air, merawat pohon ( ini kan menabur kebaikan ya), tapi hasilnya diambil orang lain ( di tuai orang lain). Jadi rumus menabur bibit singkong tapi menuai kekecewaan. Sementara si pemetik singkong, kan tidak pernah menabur tapi langsung menuai.  Jadi teori hukum tabur tuai itu sih tidak sepenuhnya betul. Jadi Anda jangan mentah-mentah terpesona oleh teorinya sang motivator ya. Mungkin Anda pernah juga mengalami hal yang serupa. Misalnya hidup Anda penuh kebaikan, Anda tidak pernah menipu orang lain, tapi suatu saat Anda tertipu orang lain. Nah itu kan teori yang terbalik juga kan. Jadi bagaimana sebenarnya teori yang benar ?? Ah pusing, tanyakan saja kepada rumput yang bergoyang. Loh koq  gak nanya ke motivator ? Bebas sih, mau nanya ke siapa saja. Tapi inilah kehidupan apa yang kita harapkan tidak selalu terwujud. Saya harapkan akan panen singkong tapi tidak tercapai. Ya paling gampang sih, ke pasar, beli aja singkong dan buatlah singkong bakar. Praktis, ga perlu capek-capek menyiram dan tidak perlu sakit hati.  Tidak perlu tabur tuai kan. Betul gak ??

 

 


::BCA::=>

Jumat, 10 Oktober 2014

Taxi Comfort yang Luar Biasa.
Minggu sore 28 September 2014, kami naik taxi dari depan Hotel Fragrance Rose, Beliestier Singapura menuju Bandara Changi. Saat akan check in, anak saya Odetta baru sadar ternyata I Phonenya tertinggal di taxi. Kami sangat menyesat tidak mengingat nama  taxi dan no telponnya. Bahkan warnanapun kami berbeda pendapat. Seingat saya warnanya biru tapi Odetta melihat berwarna putih. Ya kami hanya pasrah dan berharap supir taxinya akan mengembalikan ke hotel. Malamnya saya mengirim e mail ke Hotel Fragrance Rose menginformasikan jika ada supir taxi mengembalikan I Phone, mohon saya dihubungi. Esoknya mendapat email dari Hotel yang mengatakan tidak ada yang mengembalikan I Phone, tapi hotel menginformasikan 5 perusahaan taxi di Singapura beserta alamat emailnya. Saya membrowsing dari 5 taxi itu mana yang warnanya biru dan putih. Ada 2 perusahaan taxi dan saya mengirim email. Sehari salah 1 perusahaan taxi menjawab bahwa tidak ditemukan I Phone. Harapan tinggal 1 taxi lagi.  Seminggu kemudian kabar baik muncul. Saya mendapat email dari Mr A Razak, Customer Service Officer- Customer Service Center, ComfortDelGro yang mengatakan I Phone Odetta ada di kantor taxi. I Phone bisa diambil di Comfort Transportation Pte Ltd/ CItyCab Pte Lte. Akhirnya hari ini Jum,at 10 Oktober 2014, I Phone tersebut diambil oleh anak saya Darren Jeffian yang memang sekolah di Singapura. Puji syukur kepadaNya karena berkat kebaikanNya melalui supir taxi Comfort maka I Phone dapat kembali. Banyak data, foto-foto memori yang tersimpan di I Phone tersebut. Pelajaran utama yang bisa diperoleh adalah kita harus hati-hati saat berada dimanapun agar tidak ada barang berharga tertinggal dan bertindak teliti saat naik/turun kendaraan. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada supir taxi yang jujur, Mr A Razak atas bantuannya dan terutama kepada Comfort Taxi yang telah menunjukkan diri sebagai perusahaan taxi yang luar biasa. Memang di jaman yang keras ini kejujuran menjadi hal yang langka, tapi beruntunglah masih ada segelintir orang-orang yang tetap mengedepankan integritas dan kejujuran. JIka kita berbuat baik maka balasannya akan jauh lebih banyak karena setiap kita menabur kebaikan maka akan menuai kebaikan pula. Salam pemenang dari @silentmotivator.

Fw:

Senin, 06 Oktober 2014








Indosat seenaknya menagih dan perlu revolusi mental.
Saya pelanggan Indosat sejak tahun 2000 dengan nomor 081618554xx, merasa sangat kecewa dengan tagihan Indosat. Saya berlangganan paket internet seharga 90 ribu perbulan.
Di tagihan per 25 September ada penagihan 2 kali paket internet bulanan, yang seharusnya hanya sekali. Di tagihan tersebut pada tanggal 24 Agustus ditagih Rp 90.000 lalu ditanggal 23 September 2014 kembali ditagih Rp 90.000 dan tagihan diclosed. Hebat sistem Indosat. Namanya tagihan bulanan ya seharusnya ditagih sekali tapi ini 2 kali. Saya sudah compalin ke Cust Service. Tapi jawabannya tidak memuaskan. Intinya jika sudah dicetak tidak bisa dikoreksi.  Saya complain via email dan dijawab bahwa sistem tagihan akan mencharge setiap 30 hari. Ini namanya perampokan. Berarti tiap bulan saya akan ditagih 2 kali, dimana hanya merasakan pemakaian paket internet sekali.  Memang ditengah jalan, saya ada membeli paket tambahan karena kuota sudah habis.  Saat tutup tagihan, sisa kuota saya masih 600 MB dan hangus. Itu juga sudah perampokan, karena tidak bisa di carried forward.
Jadi hati-hati jika berlanganan paket internet Indosat karena bisa dirampok seenaknya.  Apa yang sudah ditagih tidak bisa dikoreksi. Indosat perlu revolusi mental.
Customer service Indosat dan Indosat tidak bisa menghargai nasabah yang loyal. Note: kisah ini akan saya jadikan salah 1 artikel di buku saya mendatang.
Nantikan ya









Menggugah gagasan, merefleksikan pemikiran dan menerobos relung harapan