Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

PS VS JW

Rabu, 23 Juli 2014

 

PS VS JW.

 

Seperti kita ketahui pemilihan presiden telah berakhir. Ada yang menang dan ada yang kalah. Sebagai pemenang maka harus bekerja keras untuk membuktikan visi, misi  pada waktu kampanye. Untuk yang kalah maka harus legowo. Permasalahannya muncul jika pihak yang kalah tidak mau menerima kekalahannya dan menuding banyak kecurangan. Kita semua harus belajar sportif untuk melihat dengan jernih apakah itu sengaja ditiupkan agar menimbulkan opini baru. Belajarlah dari  kesebelasan yang bertanding di Piala Dunia. Saat kalah ya sportif mengakui kekalahan. Walaupun terlihat adakalanya wasit kurang jeli, memberikan keputusan tendangan pinalti yang konroversial. Atau juga wasit mungkin keliru melihat pemain off side atau tidak. Inilah pertandingan, ada yang menang dan ada yang kalah.

Ada istilah menarik yaitu PS yang diartikan Pecundang Sejati.  Apa ciri-ciri seorang Pecundang Sejati ? Mereka adalah orang yang tidak berani mengakui kekalahannya, mencari segala cara untuk membela diri, mendeskreditkan pihak lain dan sebagainya. Bagaimana dengan JW ? JW bisa diartikan Jernih Wawasannya. Mereka adalah seorang pemenang yang bisa melihat segala sesuatu dengan jernih karena wawasannya luas. Ia bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk. Memilih komunitas yang baik dan tentu saja mempunyai sifat yang sportif.  Sekarang pilihannya ada di tangan Anda masing-masing. Mau menjadi seorang PS atau seorang JW. Jika merujuk ke buku saya yang ke 11 dengan judul ANGEL & DEMON, maka  JW itu diibaratkan sebagai ANGEL dan PS itu diibaratkan sebagai DEMON.

Salam Pemenang


::BCA::=>

Pilpres

Sabtu, 05 Juli 2014

Pilpres.
Rabu 9 Juli 2014 kita akan memilih pemimpin baru. Selama sebulan ini sangat ramai kampanye di berbagai media. Perbedaan pendapat pasti ada dan kadang membuat ribut. Saya juga mengalami dimana ada beberapa orang yang sangat pintar mencoba membujuk saya agar memilih capresnya. Jika saya orang bodoh maka pasti akan kena. Hari ini di Kompas hal 35 di kolom Rene Suhardono ( dia orang pintar, penulis buku top, pembicara top dan pendukung no 2) menulis: Fitnah, black campaign, berita bohong terasa semakin menyesakkan menjelang pilpres. Tiap tiap dari kita punya pilihan untuk terlibat langsung meramaikan, tidak peduli atau menyuarakan hal positif. Lagipula bagaimana membersihkan mata air yang keruh?. Jawabannya adalah dengan membiarkan partikel kotor turun dan memberi kesempatan pada air bening untuk mengaliri mata air tadi hingga jernih kembali. Nah bagi orang cerdas seperti Anda pasti bisa menangkap apa yg dimaksud Rene.
Marilah di masa tenang kita kembali damai berpikir jernih menurut hati nurani , tidak perlu ikut-ikutan , untuk memilih pemimpin yang terbukti mau bekerja keras dan yang terpenting jujur. Mohon maaf kepada beberapa teman yg pernah berdebat tentang pilpres. Bagi saya persahabatan dengan teman2 bbm no 1 sehingga biarlah urusan presiden no 2 saja.
Salam pemenang .

Menggugah gagasan, merefleksikan pemikiran dan menerobos relung harapan